Pengangguran Terdidik

             Pengangguran terdidik, sebuah istilah lama yang rasa-rasanya saudara sudah pernah dengar. Ya, mungkin saja tidak cuma tahu, tapi juga sedang mengalami status tersebut. semoga saja tidak, cukuplah saya yang terdidik tapi menganggur. Memang di masa yang serba sulit, serba sedikit-sedikit duit ini, tak mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Mau Sd tak selesai atau Sarjana tetap saja pekerjaan adalah sesuatu yang sulit dicari sesulit mencari pacar kaya dan setia.
             Pernah suatu kali seorang ayah teman bercerita, dia sudah bayar uang muka untuk anaknya agar dipermudah lulus jadi PNS. Tapi, Alhasil, nihil.Ternyata ada yang berani lebih besar diatas 20 juta. Waw,,, jika saya punya uang segitu, pasti sudah saya belikan bibit jamur sebagai usaha. Tentu saya sebagai sarjana baru kaget, ternyata hal begini benar-benar ada. (sebelumnya saya cuma baca koran aja soal ini).
              Baiklah, tak usah kita bahas tentang percaloan itu. anggap saa sudah lumrah, jadi mau apa lagi, percuma. sekarang alangkah baiknya, kita susun saja langkah. Menggiring optimisme setinggi-tingginya. Toh, Pengangguran diciptakan juga pastilah ada gunanya. Pasti Tuhan punya maksud kenapa kita distatuskan dulu sebagai pengangguran terdidik. Mungkin ada celah rezeki yang masih menunggu usaha kita.
           

             
Category:

Sungai Kehidupan

"Saat arus sungai bertemu batu karang, arus sungai selalu menang - bukan karena kekuatannya, tapi karena keuletannya" (Budhha)
“Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan, Seandainya mengalir dia menjadi jernih, jika tidak dia akan keruh menggenang.(Imam Sya'fii)

Tak Selalu harus belajar dari benda biotik alias yang punya organisme semacam kita manusia, tapi benda abiotik semacam air juga bisa memberi kita inspirasi. Sungai salah satunya, tempat orang memancing (yang mengajarkan arti kesabaran bukan pada banyaknya ikan yang didapat. Sungai pula tempat banyak kepala untuk membasuh mencuci atau mandi, (mengajarkan kita indahnya kebersihan).

Sifat sungai sangat bisa kita ambil pelajarannya. ia jernih karena mengalir, melewati bebatuan, melintasi endapan lumpur sampai sampah-sampah buangan manusia tak bertanggung jawab. Seperti itu juga kehidupan, jika kita tak mengalir, jangan berharap pikiran kita bisa jernih. Artinya, Ke-monoton-an bisa membuat kita tak mensyukuri hidup dan kehidupan yang diberi-Nya

Karena terkadang diantara kita, sangat cemas menghadapi setiap perubahan yang datang. Cemas pada hari pertama sekolah sampai cemas wawancara kerja, cemas jatuh cinta sampai memutuskan meminang anak orang. ya, cemas yang terlihat tak beralasan, padahal perubahan itu selalu ada dan akan membuat kita bertambah ya,,, bahagia. meski terkadang harus diawali kecewa.

So,, aliri semangat kita sampai muara tiba.... (Badzar, Mempawah, 8 mei 2011)


Category: