Sajak Tersajak


Dengan jemari emosi kuketikkan namamu. Beribu puisi tercipta, hanya berbekal satu cinta. Dan Jarum jam dinding mati, membuatku tak sadar telah datang pagi.
Dengan seteguk rindu kutawan dirimu. Beratusribu detik berlalu, menanti kau yang satu. Dan kalender lama masih bergantung di dinding, betapa tak kusadar harus membeli kalender baru
Dengan gelombang kuceburkan diri. Berjuta riak dan buih kejar mengejar, menuju pesisir yang entah berapa jauh lagi. Dan laut jadi ruang keji bagi pelaut yang Cuma punya keinginan melaut.
Dengan gerimis kubasahi bumi. Beratus juta rintik ia mengikis, menggenang luka yang amat dalam. Dan angin hanya lewat bagai laju waktu.
Dengan titik kuakhiri sajakku. Sekian tanda telah berpancang, menuju hati yang membayang. Dan aku hanya penulis yang ingin kau tulis.
Badzar, mempawah 4-4-11
Category: